Jumat, 24 Mei 2013

KESALAHAN SISTEM UN SEBABKAN PERSENTASI KELULUSAN TAHUN INI MENURUN ?



Sampai sudah waktunya untuk para siswa dan siswi dari SMU atau sederajat untuk melihat hasil kinerja mereka setelah selesai mengikuti UN (Ujian Nasional). Dan ini akan menentukan apakah para siswa dapat melanjutkan ke pedidikan yang lebih tinggi lagi.

Bagi mereka yang telah berhasil dan dinyatakan lulus dipastikan dapat melanjutkan ke perguruan tinggi. Namun, bagi mereka yang gagal apakah mungkin ada ujian susulan lagi. Dan semua itu tergantung dari kebijakan pemerintah.

Namun, setelah diliat dari kenyataan dilapangan ternyata prioritas dan hasil kelulusan khususnya di Indonesia adalah menurun. Apakah ini kesalahan dari siswa ataukah ini kesalahan dari sistem UN yang telah diadakan oleh pemerintah ?? Mari kita simak ulasan dibawah ini :

Pakar Pendidikan Universitas Paramadina Utomo Dananjaya berpendapat fenomena turunnya jumlah kelulusan Ujian Nasional SMA dan sederajat merupakan kesalahan sistem pendidikan Indonesia yang tidak dievaluasi. "Kesalahan sistem ini sudah bertumpuk, jadi UN seharusnya dihilangkan saja," katanya.

Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jumlah peserta UN SMA/MA tahun ajaran 2012-2013 sebanyak 1.581.286 siswa dan siswa yang dinyatakan lulus UN berjumlah 1.573.036 siswa, sedangkan yang tidak lulus berjumlah 8.250 siswa.

Artinya, persentase kelulusan tahun 2013 ini turun 0,02 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 99,5 persen.

Jumlah peserta UN SMK sebanyak 1.106.140, dan siswa yang dinyatakan lulus UN SMK berjumlah 1.105.539 siswa, sedangkan yang tidak lulus berjumlah 601 siswa.

Berarti tingkat kelulusan untuk UN SMK tahun ini meningkat, yaitu 99,95 persen sehingga yang tidak lulus hanya 0,05 persen. Tingkat kelulusan ini pun lebih tinggi 0,23 persen dibanding tahun 2011 yang hanya mencapai 99,72 persen.

Tingkat ketidaklulusan paling tinggi adalah Aceh, yaitu sebesar 3,11 persen. Kemudian, menyusul di posisi tertinggi kedua adalah Provinsi Papua dengan tingkat ketidaklulusan 2,85 persen. Artinya, di Aceh ada 1.754 siswa yang tidak lulus dari 56.000 siswa peserta UN.

Utomo menegaskan menilai Ujian Nasional bukan jalan satu-satunya untuk mengukur kemampuan dan prestasi siswa.

"Masih banyak alat evaluasi yang memperhatikan kepada karakter peserta didik," katanya kepada ANTARA News di Jakarta, Jumat.

Menurut Utomo, alat evaluasi pendidikan di Indonesia sangat terpaku pada angka dan sudah menjadi tradisi sejak dahulu.

"Seharusnya siswa itu dinilai apakah dia mampu atau tidak mampu, baik, sedang ataupun buruk. Masih banyak cara evaluasi, bukan dengan angka karena angka pun tidak menjamin," katanya. 

Dia menilai UN sebaiknya ditangguhkan, seperti keputusan Mahkamah Agung sejak 2009. Namun, nampaknya tradisi UN sulit untuk dilepaskan.

Sumber

0 komentar:

Posting Komentar